Selamat Datang...

...tolong bangunkan aku esok pagi...

Monday, March 19, 2012

The Woman in Black (2012): Horor Yang Penuh Pertanyaan


Biasanya, saat menonton film selalu timbul pertanyaan-pertanyaan. Yang paling sering adalah "kenapa begini sih?" atau "kok begitu?". Pertanyaan-pertanyaan itu timbul karena aksi-reaksi yang muncul selama menonton film. Biasanya, selama film itu belum credit title, pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab seiring film berjalan. Tapi kadang, sampai film berakhir, pertanyaan-pertanyaan itu tak terjawab dan membuat "gregetan".

The Woman In Black (2012) garapan James Watkin berdasar novel The Woman In Black tulisan Susan Hill sukses membuat saya gregetan. Film yang bersetting Inggris di awal abad 20 bercerita tentang kiprah Arthur Kipps (Daniel Radcliffe) dalam mencari surat-surat penting di Eel Marsh House, sebuah rumah tua di sebuah desa di Inggris, agar rumah itu bisa terjual. Arthur, setelah kematian istrinya saat melahirkan Joseph anak lelaki satu-satunya tampaknya hidup dalam kemuraman. Tugas dari sebuah firma hukum merupakan tantangan bagi Kipps untuk menunjukkan bahwa ia masih bisa produktif dan bangkit dari kemuraman.

Arthur Kipps lantas berangkat menuju Eel Marsh House, meski penduduk desa setempat tak menghendaki keberadaannya. Kipps dengan bergeming menyatakan akan tetap menyelesaikan pekerjaannya yang berkaitan dengan surat-surat yang ada di Eel Marsh House. Di rumah tua inilah Arthur Kipps kemudian menemukan banyak rahasia yang tersimpan, berkaitan dengan serentetan tragedi mistis yang menimpa warga desa.

Rumah tersebut menyimpan banyak teka-teki. Di tandai dengan kemunculan sosok perempuan bergaun hitam di sekitar rumah. Kipps juga menemukan bahwa pemilik rumah, keluarga Drablow adalah keluarga yang penuh misteri. Kipps menemukan serangkaian surat menyurat panjang antara Alice Drablow, pemilik Eel Marsh House, dengan Jannet, adiknya, berkaitan dengan tewasnya Nathaniel Drablow. Surat menyurat panjang ini menuntun Kipps pada sikap warga desa terhadap Eel Marsh House.

Kipps yang cukup bernyali tinggal di Eel Marsh House lantas menjumpai teror-teror mistis di sana. Selain kemunculan perempuan bergaun hitam, Kipps juga di teror suara-suara dan aktivitas mistis lainnya. Sampai ia menjumpai Elizabeth Daily, istri dari Sam Daily. Lewat lukisan karya Elizabeth, pelan-pelan Kipps merangkai sejumlah jawaban atas teka-teki yang ada. Lewat bantuan Sam Daily, yang sesungguhnya anti-mistis, Kipps berusaha menyelesaikan rangkaian misteri sekaligus pekerjaannya.

Daniel Radcliffe yang memerankan Arthur Kipps sebenarnya mampu memerankan karakter yang anti-mistis, peragu dan rasional. tapi, perubahan dari sikap-sikap itu menjadi penuh mistis tidak kentara. Radcliffe juga tidak mengesankan bahwa ia di teror. Nyaris sepanjang film, Kipps (memang) diceritakan punya nyali lebih dan berani berhadapan dengan hantu.

Bangunan horor film ini justru hadir lewat properti boneka-boneka dan mainan anak kecil abad 19 yang memang menyeramkan dan (kata teman saya) menunjukkan sifat depresif pemiliknya. Formula klasik horor pun juga digunakan film ini: Bangunan rumah tua yang tak terurus. Kombinasinya cukup memberikan teror mengagetkan penonton, meski tidak sampai mencekam. Beberapa bahkan menjadikannya mudah di tebak.

Bagi yang pernah menyimak Daniel Radcliffe yang (dipaksa) dewasa dalam My Boy Jack (2007) sebagai John Kippling, sosok Arthur Kipps malah terlihat manis. Untuk mengatasi ke-manis-an Radcliffe yang menjulang berkat sosok Harry Potter, ia di make-up berkumis tipis dan rada brewok. Tapi buat saya, Kipps dengan Daniel tetap kurang gagah dan dewasa.

Teknis lain yang saya sukai adalah setting desa di Inggris di awal abad 20 yang lembab, suram dan dingin. Di tandai dengan color tone yang pucat, cukup mewakili sisi misteri pada film ini.

Film The Woman In Black mengingatkan pada 1408 (2007) yang bertumpu pada teror terhadap satu orang. Jika John Cusack bisa menghadirkan monolog ketakutan itu, Radcliffe tidak. Entah karena Arthur Kipps ini adalah pemberani atau memang Radcliffe kelewat manis.

Kembali ke soal pertanyaan...

Satu yang mengganjal buat saya... Apakah anak 7 tahun itu di bunuh karena kondisi mental ibunya? Tampaknya (mungkin) saya harus baca novelnya...

*kredit foto http://www.imdb.com/media/rm2641670400/tt1596365 *

No comments: