Selamat Datang...

...tolong bangunkan aku esok pagi...

Monday, July 20, 2009

Di Jogja...

Hari itu datang pesan singkat dari seorang sahabat. Isinya:
"Percaya ga percaya, kl loe ke jogja pasti ada aja tragedi..nyambung ga ya? ;p"
Dikirim pada 17 Juli 2009 jam 23.46 WIB, 16 jam setelah dua bom mengguncang kawasan Mega Kuningan.

Hari itu, aku baru saja menjejakkan kaki di kamar, dan bersiap istirahat setelah sepuluh jam berada di kursi 4C gerbong 9 Keretaapi Senja Utama Solo. Berita di ANTV pagi itu menggambarkan asap putih mengepul dari kejauhan seraya menyebutkan dua hotel elit di kawasan Mega Kuningan, The Ritz Carlton dan JW Marriot terkena ledakan bom. Seraya penuh ingin tahu ku arahkan remote televisi dan mengganti channel ke Metro TV dan TV One bergantian. Sayang, belum dapat gambar di TKP, meski dua televisi itu setia bertajuk Breaking News dan Kabar Terkini. Gambar terbaru baru kulihat saat Trans TV menyiarkan Reportase Terbaru. Dan...terlihat memang lantai dua hotel JW Marriot rusak parah, disusul gambar Ritz Carlton. Kemudian muncul gambar-gambar dramatis: Korban luka-luka, kesaksian Alex Asmasoebrata (yang kemudian muncul dimana-mana lengkap dengan kaos putihnya yang mendukung SBY), kepanikan tamu dan orang-orang sekitar, polisi...dan tak ketinggalan raungan ambulan.

Kabar demi kabar kuikuti, dengan hasil akhir (pada waktu itu) 9 korban tewas dan 59 orang dirawat di tiga rumahsakit berbeda di Jakarta. Selain itu, buntut dari tragedi mengenaskan ini adalah nasib 73.000 calon penonton MU vs timnas SMS (Indonesian All Star) yang mengalami pembatalan pertandingan. Segera setelah bom meledak di Ritz Carlton, pihak manajemen Manchester United melakukan konferensi pers di Malaysia memberitahukan pembatalan pertandingan. Dan serta merta, panitiapun rugi sampi Rp. 50 Milyar...

Soal tragedi yang disebutkan seorang teman itu mengingatkanku pada awal-awal kunjungan ke Jogja 10 tahun lalu. Saat itu pertama kali aku datang dan menginap di Jogja. Berita itu datang pada 20 Mei 2000, mengabarkan bahwa seorang teman, Toya Nandayana meninggal dunia karena sakit komplikasi. Sehari sebelumnya seingatku dia baru saja berulangtahun...Sebelum keberangkatan aku sempat menjenguknya dan beberapa hari kemudian sempat terlihat sehat...namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Dengan backsound Disini Tanpamu -nya Padi, aku mengucap duka...

Kejadian kedua datang pada 19 Desember 2004 saat PNMHII di Jogja. Kawan baik yang juga ketua panitia acara tersebut mengalami insiden di kampusnya: diserang orang tak dikenal di kampusnya dan terkena sabetan pedang. Penyebabnya adalah salah paham. Ironisnya, kawan baikku itu mengalaminya bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Walhasil, di tengah acara PNMHII dia harus "mengawasi" jalannya PNMHII dari atas ranjang VIP RS Bethesda Jogja sampai selesai.

Ketiga datang pada 28 Oktober 2007. Saat itu aku sedang transit untuk melakukan perjalanan ke Surabaya. Kabar melalui pesan singkat bilang Maink meninggal dunia. Ahmad Ismail, seorang sahabat sejak SMA yang memperkenalkanku dengan kegiatan luar ruang meninggal karena sakit, dan aku tak sempat menjenguknya. Maafkan aku sahabat...

Keempat, entah kebetulan atau tidak, terjadi pada awal-awal bulan puasa September 2008 lalu. Saat itu tugas kantor liputan Sisi Lain. Kebetulan berbarengan dengan tim dari Jelang Siang yang juga tugas di Jogja. Satu hari, ayahanda dari camera person Jelang Siang mengalami insiden di rumah; beliau jatuh dan menyebabkan tulang tempurung lutut bergeser. Untungnya (ini khas orang Jawa), cepat mendapat perawatan di RS Panti Rapih...

Kelima....ah..yang ini mungkin sudah takdir saja...Tak lama dari bulan puasa itu, rencana yang sudah kami susun berantakan tak berarah...Tuhan memang sedang membuat rencana yang lebih baik buatku sepertinya...

Keenam, dan semoga yang terakhir, adalah Mega Kuningan Bombing....

Semoga yang terakhir, karena aku sungguh menikmati keberadaanku di rumah keduaku Jogja dan tidak ingin setiap ke Jogja ada saja kejadian dan tragedi...

Kebetulan? Wallahualambissawab...