Selamat Datang...

...tolong bangunkan aku esok pagi...

Monday, February 05, 2007

Banjir..oh...banjir

Ratusan media massa, cetak, elektronik, baik yang jelas-jelas ber-merk atau yang ga jelas merk-nya pasti memberitakan soal terendamnya Jakarta. Musibah yang katanya lima tahunan itu sudah menjadi makanan orang-orang media, dan mereka selalu berharap bencana setiap ada kesempatan. Tujuannya apalagi kalau bukan menjadi yang terdepan dalam laporan jurnalistik. Exclusive nama kerennya.

Terbukti beberapa stasiun televisi berlomba-lomba untuk live dari tempat kejadian. Sementara orang-orang menjadi korban, kru-kru pemberitaan lengkap dengan kamera, mic, light sampai SNG berusaha "menjadi" dan "merasakan" jadi korban banjir. Tengok Metro TV yang tampil dengan background banjir saat program Indonesia Today, atau Yuda yang kedinginan saat live Reportase Sore, atau juga partisipatif para jurnalis dari TV lain. Mereka ingin mengabarkan bahwa inilah musibah lima tahunan, dan beginilah kondisi korban.

Yang namanya musibah memang datang tak terduga. Namun kalau banjir menurutku masih bisa di prediksikan dan pihak berwenang bisa mencegah musibah ini, paling tidak meminimalkan korban. Coba tengok, warga DKI dan sekitarnya selalu dibuai oleh kata-kata "banjir lima tahunan, banjir tahunan, langganan banjir, dll..." Seolah warganegara ini selalu dapat dibohongi dengan kepiawaian pejabat mengumbar kata dan di perindah tampilannya di media. Dengan kata-kata tersebut yang terlontar dari petinggi-petinggi, seolah-olah warganegara disadarkan bahwa ini rutinitas, dan rutinitas tidak bisa dicegah.

Dan rutinitas kita sehari-hari pun tak berubah. Bangun pagi, berangkat kerja dan beraktivitas, terkena macet, dan banjir pula. Kita kembali ke....Banjir!!