Selamat Datang...

...tolong bangunkan aku esok pagi...

Sunday, August 05, 2007

Indonesia Raya

Menjelang ulang tahun kemerdekaan Negara kita, Republik Indonesia ke- 62, ada berita menarik sekaligus menggembirakan. Pertama, Pakar Telematika, Roy Suryo di kabarkan telah menemukan lagu Indonesia Raya versi lain. Total ada tiga stanza, alias tiga versi syair. Menurut beliau, ini asli dan masih tersimpan dalam server di Negara Belanda sana. Tentunya ini kabar baik jika benar ketiga versi itu adalah asli dan memang asli dari penciptanya. Maklum saja, Indonesia memang kurang sadar sejarah, hingga dokumentasi penting saja mesti berburu samapi ke Belanda sana.

Kedua, AC Milan, my favourite football club, akhirnya resmi mengikat pemain depan berbakat dari Brasil, Alexander Pato dengan budget 10 juta poundsterling. Dan Pato sendiri akan diikat kontrak 5 tahun selama di AC Milan. Besar kemungkinan, dia adalah pengganti Filippo Inzaghi, jika pemain veteran ini sudah tidak lagi dibutuhkan AC Milan.

Tetapi dibalik dua kabar itu, ada kabar miris. Tentunya kali ini sangat serius, dan pangkal persoalannya adalah kurikulum pendidikan dan tentunya kualitas pendidikan itu sendiri, terutama di kota-kota besar.

Saat tugas membuat tayangan untuk Surat Sahabat di Jakarta aku baru sadar kalau pendidikan sejarah itu penting. Di Tugu Proklamasi yang sudah sangat memprihatinkan kondisinya, ada beberapa anak sedang bermain sepakbola plastik. Untuk memenuhi keinginan produser, maka aku mencoba membuat backsound lagu Indonesia Raya. Ternyata, nyaris semuanya tidak hapal. Bahkan mereka bernyanyi tidak dengan sepenuh hati!! Awal syair saja sudah salah. Padahal mereka tinggal di Jakarta, Ibu Kota Republik Indonesia. Tapi ironisnya tak hapal lagu kebangsaannya sendiri.

Masih dalam kesempatan liputan Surat Sahabat. Kebetulan talent kami kali ini adalah putri seorang bintang film ternama. Dia cantik untuk ukuran anak seusianya. Dia duduk di kelas empat pada SD swasta terkenal di kawasan Pondok Indah. Ketika kami memberi pengarahan singkat tentang kemerdekaan Republik ini, dengan santainya dia bilang tidak tahu siapa Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik ini. Padahal dia bersekolah di SD ternama, mahal, dan merupakan sekolah favorit di kawasan tempat tinggalnya. Tahu saja tidak, bagaimana mengenali wajah sang Dwitunggal, Sang Proklamator! Huh...makin hancur saja pendidikan terutama sejarah di negeri ini.....

Bukan cuma anak selebriti saja yang tidak menghargai sejarah, anak jalanan sampai pejabat pun tidak peduli dengan sejarah bangsanya...

Indonesia Raya...(tidak) merdeka..merdeka...