Selamat Datang...

...tolong bangunkan aku esok pagi...

Tuesday, December 26, 2006

Awas, ada balap kereta!!!

Balap kereta?? Hehehe, ini cuma ada di Medan. Ga ada lagi balapan kereta selain di Medan, sebab kendaraan roda dua dalam aksen atau logat Medan adalah Kereta.

Medan, orang pasti akan berasumsi bahwa ini kota yang keras, seperti orang mengasumsikan bahwa Batak terkenal dengan "keras". Padahal, menurut orang sana, Medan dan Batak adalah dua tipe berbeda. Jika bicara Medan, maka yang terkenal adalah Melayu, sedang Batak merupakan salah satu bagian dari Sumatera Utara. Salah sekali jika orang mengasumsikan bahwa Medan, sudah pasti Batak. Dari cara bertutur pun berbeda, Medan lebih melayu, meski Batak jika berbicara dalam bahasa Indonesia juga ada logat melayu.

Delapan hari tugas kantor di Medan sungguh tak terasa, dan lebih-lebih tidak berkesan. Penyebabnya, mulai dari datang hari pertama, sampai menjelang pulang, Medan selalu mendung. Hari pertama tiba langsung disambut hujan deras. Bahkan pernah kami, aku dan Firza, berangkat ke Simalungun pagi dari Medan hujan sampai Simalungun. Jadinya ga berasa sama sekali, selain cuapeee polll liputan selama delapan hari.

Meski demikian, beberapa kawasan di Medan sempat kusinggahi. Diantaranya Merdeka Walk. Kawasan ini di disain sedemikian rupa mirip kafe taman terbuka di Eropa sana. Bertempat di seputaran Lapangan Merdeka, MW selalu di penuhi oleh pengunjung, terutama saat malam tiba. Tidak jauh dari sana ada Kesawan Square. Tempat ini mirip dengan Kya-Kya di Surabaya atau Pasar Semawis di Semarang. Entah mana yang duluan hadir...Yang pasti, Kesawan Square menempati jalan raya yang ditutup menjelang jam 5 sore dan jam 3 pagi. Selama di tutup, jalan ini dipenuhi oleh kursi-kursi dan warung makan. Banyak pula pengunjungnya yang ingin menikmati malam di tempat terbuka.

Yang tidak ketinggalan adalah kopi Medan. Entah kenapa orang Medan suka sekali ngopi. Di berbagai pelosok Medan banyak sekali warkop (warung kopi) tempat orang Medan kumpul. Kopinya...hmmm....muantabbb!!! Kental dan nyaris tidak ada ampasnya. Di warkop-warkop seperti inilah orang Medan juga menghabiskan waktu dengan berbagai aktivitas. Bermain catur, menonton orang main catur, ngobrol, sampai pada diskusi-diskusi ala anggota dewan yang (katanya) terhormat itu. Serasa seperti di Jogja yang terkenal dengan angkringan nasi kucingnya.

Penggemar dan pengunjung tempat-tempat tadi bukan hanya kalangan atas, tetapi bawah, menengah, tua, muda juga gandrung mengunjungi tempat-tempat itu. Mungkin saja bila yang datang adalah sekumpulan anak muda ke warkop, mereka menikmati kopi medan, agar pada saat balap kereta tidak mengantuk.

Awas, ada balap kereta!!!

No comments: